Sejarah Pondok Pesantren Al-Khoziny dari Sidoarjo

Diposting oleh : -
Organizer :

Pondok Pesantren Al-Khoziny Pondok Pesantren Al-Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur, adalah nama yang sarat makna. Ia bukan hanya institusi pendidikan Islam, melainkan sebuah epik perjuangan panjang yang merangkum dedikasi keilmuan, adaptasi terhadap zaman, dan, yang paling utama, ketangguhan menghadapi ujian terberat.

Bagi masyarakat luas, nama pondok pesantren al-khoziny kembali menjadi sorotan nasional ketika menghadapi musibah besar—peristiwa pondok pesantren ambruk yang terjadi pada 29 September 2025. Tragedi ini menguji fondasi fisik dan mental seluruh komunitas pesantren.

Artikel SEO komprehensif ini akan mengupas tuntas jejak sejarah, visi pendidikan, serta bagaimana Pondok Pesantren Al-Khoziny bangkit dan memperkuat kembali komitmennya setelah melewati masa-masa kelam tersebut. Dengan detail mendalam dan ulasan anti-plagiat, kami bertujuan agar artikel ini menjadi referensi utama (nomor satu di Google Search) bagi siapapun yang mencari informasi tentang Pondok Pesantren ini.

I. Pondasi Awal: Kelahiran dan Visi Pendidikan Al-Khoziny

Berlokasi di Buduran, Sidoarjo—sebuah kawasan strategis yang dekat dengan pusat kota namun tetap mempertahankan suasana agamis—Pondok Pesantren Al-Khoziny berdiri sebagai lembaga pendidikan Islam yang berakar kuat pada tradisi Ahlussunnah wal Jama’ah.

A. Figur Perintis dan Sejarah Pendirian

Pondok Pesantren Al-Khoziny didirikan oleh seorang ulama karismatik, KH. Rofii, pada sekitar tahun 1950-an. Awalnya, kegiatan ini hanyalah majlis ta’lim (pengajian) kecil yang mengajarkan kitab-kitab kuning (turats) kepada masyarakat dan santri lokal. Seiring bertambahnya santri yang datang dari berbagai penjuru, dari yang mulanya hanya mengaji lalu menetap, KH. Rofii kemudian memformalkan tempat tersebut menjadi Pondok Pesantren.

Nama “Al-Khoziny” (yang berarti ‘Penyimpan/Bendahara Ilmu’) mencerminkan visi pendiri: menjadikan lembaga ini tempat penyimpanan dan penyebaran ilmu-ilmu agama yang otentik dan bermanfaat bagi umat.

B. Transformasi Kurikulum: Harmoni antara Tradisi dan Modernitas

Berbeda dengan pesantren yang mungkin stagnan, Pondok Pesantren Al-Khoziny secara progresif mengadopsi kebutuhan zaman. Menyadari bahwa santri harus memiliki bekal yang relevan untuk berkontribusi di tengah masyarakat modern, pesantren mengintegrasikan dua sistem pendidikan utama:

  1. Pendidikan Salafiyah (Diniyah): Fokus pada penguasaan Kitab Kuning melalui metode sorogan (setoran) dan bandongan (kuliah umum), memastikan santri memiliki pemahaman agama yang mendalam.
  2. Pendidikan Formal: Menyelenggarakan lembaga pendidikan formal mulai dari tingkat Madrasah Tsanawiyah (MTs) hingga Madrasah Aliyah (MA), yang kurikulumnya diakui oleh pemerintah dan memungkinkan santri melanjutkan ke jenjang universitas umum atau agama.

Integrasi ini melahirkan alumni yang disebut sebagai ulama-intelek—mereka yang mahir dalam agama sekaligus adaptif terhadap perkembangan sains dan teknologi.

II. Guncangan Besar: Tragedi Pondok Pesantren Ambruk 29 September 2025

Pondok Pesantren Al-Khoziny yang ambruk

Pesantren yang berkembang pesat tentu membutuhkan infrastruktur yang memadai. Proyek pembangunan asrama dan fasilitas baru menjadi simbol optimisme pondok pesantren al-khoziny dalam menyambut ribuan santri baru. Sayangnya, proses pembangunan inilah yang menjadi lokasi terjadinya musibah yang mengguncang.

A. Kronologi Kejadian 29 September 2025

Pada hari Senin, 29 September 2025 sebuah bangunan di area kompleks Musholla Al Khoziny Pondok Pesantren Al-Khoziny, yang sedang dalam tahap pengerjaan, tiba-tiba ambruk.

Meskipun sebagian besar santri sedang berada di ruang kelas untuk kegiatan belajar mengajar sore, insiden ini menelan korban jiwa dan luka-luka yang menyayat hati, terutama dari kalangan pekerja bangunan dan beberapa santri yang kebetulan melintas atau berada di lantai bawah.

B. Analisis Penyebab dan Penanganan Darurat

Penyebab ambruknya bangunan ini segera diselidiki oleh pihak berwenang. Dugaan awal berpusat pada kegagalan struktural yang mungkin dipicu oleh:

  • Kesalahan Teknis Konstruksi: Adanya penyimpangan prosedur atau perencanaan struktural yang tidak memperhitungkan beban maksimum bangunan.
  • Kualitas Material: Penggunaan material yang tidak memenuhi standar keamanan bangunan, terutama pada kolom atau balok penyangga utama.

Dalam masa kritis pasca-tragedi pondok pesantren ambruk, komunitas Pondok Pesantren Al-Khoziny menunjukkan ketenangan dan solidaritas luar biasa. Santri, kiai, dan alumni bergotong royong membantu evakuasi dan penanganan korban, bekerja sama dengan tim SAR, TNI, dan Polri.

C. Gelombang Solidaritas dan Dukungan Nasional

Tragedi ini menjadi ujian yang menunjukkan betapa kuatnya jejaring pesantren di Indonesia. Bantuan mengalir dari berbagai penjuru:

  1. Bantuan Kemanusiaan: Donasi berupa uang, makanan, dan kebutuhan pokok segera terkumpul untuk para korban dan untuk operasional pesantren yang terganggu.
  2. Dukungan Psikososial: Lembaga-lembaga psikologi dan konseling Islam segera turun tangan memberikan dukungan psikososial kepada santri dan keluarga korban untuk memulihkan trauma.
  3. Komitmen Pemerintah: Pemerintah daerah Sidoarjo dan pemerintah pusat memberikan dukungan penuh, termasuk bantuan teknis dalam investigasi dan janji pendanaan untuk rekonstruksi.

III. Kebangkitan Al-Khoziny: Memperkuat Fondasi Fisik dan Spiritual

Peristiwa pondok pesantren ambruk 29 September 2025 bukanlah akhir, melainkan awal baru. Musibah ini menjadi momentum bagi Pondok Pesantren Al-Khoziny untuk bangkit dengan fondasi yang jauh lebih kokoh, baik secara fisik maupun moral.

A. Rekonstruksi Berlandaskan Keamanan Mutlak

Proses rekonstruksi fasilitas yang ambruk dilakukan dengan prinsip keamanan mutlak. Pihak pesantren dan alumni bekerja sama dengan insinyur sipil profesional untuk memastikan bahwa desain dan material yang digunakan memenuhi standar Building Code tertinggi. Pengawasan proyek dilakukan secara transparan dan berkala, memastikan tidak ada lagi kompromi terhadap kualitas demi menekan biaya.

B. Penguatan Mental dan Spiritual Santri

Setelah musibah, penguatan aspek spiritual dan mental menjadi prioritas utama. Pondok Pesantren Al-Khoziny menanamkan nilai-nilai:

  • Tawakkal (Berserah Diri): Mengajarkan santri untuk menerima takdir Allah sebagai bagian dari cobaan, namun tetap berikhtiar semaksimal mungkin.
  • Ukhuwah (Persaudaraan): Semangat kebersamaan yang terjalin selama masa krisis diperkuat untuk memastikan lingkungan pesantren tetap suportif dan penuh empati.
  • Disiplin dan Tanggung Jawab: Tragedi ini menjadi pelajaran keras tentang pentingnya disiplin, baik dalam proses pembangunan maupun dalam menjalankan kehidupan sehari-hari di pesantren.

C. Pengembangan Program Kemandirian Ekonomi (Pondok Pesantren Mandiri)

Sejalan dengan visi jangka panjang pondok pesantren al-khoziny, pengembangan kemandirian ekonomi semakin diintensifkan. Model Pondok Pesantren mandiri dicanangkan agar lembaga ini tidak sepenuhnya bergantung pada bantuan luar.

  • Pendidikan Kewirausahaan: Santri dibekali skill digital marketing, pengelolaan UMKM, dan keahlian praktis seperti menjahit, broadcasting, hingga pertanian modern (hidroponik).
  • Unit Bisnis: Membangun unit bisnis yang dikelola profesional seperti mini market Al-Khoziny, catering santri, dan layanan digital untuk mendanai beasiswa santri kurang mampu dan pemeliharaan fasilitas.

IV. Kontribusi Pondok Pesantren Al-Khoziny di Tahun 2026

Pasca-tragedi, di tahun 2026, Pondok Pesantren Al-Khoziny diprediksi akan muncul sebagai Pondok Pesantren model—sebuah institusi yang tidak hanya unggul dalam keilmuan agama tetapi juga terdepan dalam manajemen krisis dan pembangunan infrastruktur yang aman.

Lulusan dari Pondok Pesantren Al-Khoziny Sidoarjo akan membawa tiga pilar utama:

  1. Penguasaan Ilmu Agama: Mampu membaca dan memahami kitab kuning secara mendalam.
  2. Kecakapan Duniawi: Memiliki skill teknis dan akademik yang relevan untuk bekerja atau melanjutkan studi ke universitas.
  3. Ketangguhan Mental: Memiliki mental yang kuat, empatik, dan siap menghadapi berbagai cobaan hidup.

Kisah Pondok Pesantren Al-Khoziny, yang bangkit dari puing-puing tragedi pondok pesantren ambruk 29 September 2025, menjadi inspirasi nyata bahwa musibah bisa diubah menjadi kekuatan untuk membangun masa depan yang lebih kokoh dan bermanfaat bagi umat.

Pondok Pesantren Al-Khoziny telah mengukir sejarah panjang dalam kancah pendidikan Islam di Sidoarjo. Tragedi pondok pesantren ambruk 29 September 2025 menjadi babak kelam yang menguji, namun justru memperkuat tekad mereka. Dengan komitmen yang diperbarui terhadap keamanan, kualitas pendidikan, dan kemandirian, pondok pesantren al-khoziny akan terus menjadi mercusuar ilmu dan teladan ketangguhan bagi seluruh masyarakat.


FAQ Cepat Mengenai Pondok Pesantren Al-Khoziny

Q: Kapan persisnya peristiwa pondok pesantren ambruk di Al-Khoziny terjadi?
A: Tragedi ambruknya bangunan di Pondok Pesantren Al-Khoziny terjadi pada Senin, 29 September 2025.

Q: Siapa pendiri Pondok Pesantren Al-Khoziny Sidoarjo?
A: Didirikan oleh KH. Rofii pada era 1950-an.

Q: Apa fokus pendidikan utama di Pondok Pesantren Al-Khoziny?
A: Mengintegrasikan pendidikan Salafiyah (Kitab Kuning) dengan pendidikan formal (MTs/MA) dan life skill kewirausahaan modern.

Q: Di mana lokasi Pondok Pesantren Al-Khoziny?
A: Terletak di Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *